Sabtu, 15 Januari 2011

PUBLIKASI ILMIAH

PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Oleh: IM HAMBALI
Publikasi ilmiah sebagaimana diamantkan oleh PERMENPAN no.16 tahun 2009 mencakup:
a) Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal
b) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman guru (hand-out) pembelajaran.
Dalam kajian materi ini, penulis menekankan pada publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif
Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal.
Publikasi bentuk ini biasa disebut dengan artikel (hasil penelitian dan kajian ilmiah). Baik artikel sebagai hasil penelitian maupun artikel sebagai hasil kajian mendalam secara teoritik mengenai bidang tertentu atau hasil inovatif tertentu ditulis oleh seorang atau sekelompok orang, salah satu sebagai ketua dan alinnya anggota dan dipublikasikan melalui jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga tertentu (perguruan tinggi, lembaga riset, instansi pendidikan,) secara secara resmi didaftar kepada lembaga pemegang otoritas ilmiah; dalam hal ini Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia (LIPI); dan terbit secara periodic dan konsisten. Jurnal ilmiah ini memiliki dua kategori yakni nasional dan internasional yang masing-masing meliputi terakreditasi dan tidak terakreditasi.
Jurnal ilmiah bertaraf internasional adalah jurnal yang diterbitkan oleh lembaga ilmiah yang memlikii anggota penyunting dari berbagai Negara. Jurnal internasional harus dibedkan dengan jurnal yang diterbitkan oleh lembaga luar negeri (di Negara tertentu) dan berbahasa inggris, namun namun jurnal internasional memiliki criteria tertentu dimana criteria tersebut dipakai sebagai pedoman apakah sebuah jurnal ilmiah adalah bertaraf internasional atau sekedar terbit di luar negeri atau berbahasa inggris. Jurnal internasional juga harus dibedakan dengan jurnal yang diberi nama atau kata “internasional” misal “Jurnal Internasioanal Psikologi Anak Jalanan”. Jurnal internasional disamping dikelola oleh lembaga yang memiliki anggota penyunting dari berbagai Negara, juga menggunakan salah satu dari 6 bahasa internasional, serta penulis berasal dari berbagai Negara di dunia.
Berikutnya, jurnal nasional ialah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga ilmiah (perguruan tinggi, lembaga riset, instansi-pemerintah) pada suatu Negara (missal:Indonesia) dan dikelola oleh anggota penyunting dari cukup Negara tersebut. Penulis bisa dari Negara tersebut, juga bisa bersal dari luar negeri. Jurnal nasional dapat ditulis dalam bahasa apapu sesuai dengan bahasa nasional Negara tempat jurnal tersebut diterbitkan atau bahasa kelompok tertentu (sesuai dengan pembaca). Dalam hal ini, kajian diarahkan ke jurnal khusus yaknik jurnal nasional tentang pendidikan yang dapat secara resmi menjadi sarana publikasi karya ilmiah para guru. Artikel tersebut dikategorikan menjadi 2 yakni: (1) artikel hasil penelitian dan (2) artikel nonhasil penelitian.
(1) Artikel Hasil Penelitian
Artikel hasil penelitian adalah hasil penelitian dari seseorang atau sekelompok orang yang ditulis dalam bentuk artikel yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan dimuat berdasarkan periodisasi jurnal yang bersangkutan. Dalam pemuatan jurnal hasil penelitian, tim penyunting memiliki teknis resmi dan tahapan maupun prasyarat yang dipedomani, sehingga hanya artikel yang memenuhi syarat saja yang memiliki peluang untuk diterbitkan. Artikel ini memiliki nilai lebih secara ilmiah disbanding dengan publikasi lainnya seperti majalah, koran mingguan maupun harian dan bentuk publikasi lainnya. Dibanding dengan laporan teknis resmi, artikel jurnal ilmiah ini lebih kurus atau tidak tebal, tapi memuat seluruh sebagian hasil penelitian dengan urutan dan kandungn komponen terntu. Di samping ketebalan yang berbeda, hasil penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah memiliki janguan pembaca yang lebih luas daripada laporan hasil penelitian yang ditulis secara resmi. Oleh karena itu, dengan asumsi bahwa hasil penelitian yang diciptakan oleh guru dapat bermanfaat bagi guru lain atau pembaca pada umumnya, maka hasil penelitian yang dipublikasi ini memiliki poin penghargaan lebih tinggi.
Artikel hasil penelitian ini memuat hal-hal penting hari batang tubuh hasil penelitian, tanpa lampiran dan dituangkan dalam bahasa ilmiah tingkat tinggi. Setiap kali terbit, jurnal memuat sejumlah artikel yang tidak kurang dari 5 (lima) dan tidak lebih dari 12 (duabelas) lazimnya. Keterbatasan tempat tersebut, dalam kondisi tertentu penulis harus berkompetitif dan antri sesuai dengan seberapa animo penulis yang masuk.
Ciri Pokok
Laporan hasil penelitian dalam bentuk artikel dibedakan setidaknya dalam tiga segi yakni bahan, sistematika dan prosedur penulisan. Bahan yang diutama dalam artikel hasil penelitian (karena tempatnya terbatas) hanyalah bagian temuan hasil penelitian, pembahasan terhadap hasil dan kesimpulan. Tidak kalah penting juga adalah metode, karena metode akan menggambarkan seberapa sistematis penelitian dilakukan dan seberapa valid pengukuran dilaksanakan. Di samping itu, kajian pustaka dalam artikel hasil penelitian disajikan dalam pendahulan(tana kata pendahuluan) tidak seperti lazimnya dalam laporan penelitian yang disajikan dalam bab II. Kajian teori sekaligus menjadi bagian terpenting dari komponen latar belakang maslah penelitian. Kajian teori diakhiri dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Selanjutnya mengenai prosedur penelitian, hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil dan kesimpulan ditulis secara berturutan setelah kajian teori (sebagai latar belakang masalah).
Sedangkan prosedur yang harus dilalui dalam rangkaian penulisan artikel hasil penelitian ini ada tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama ditulis dan dipublikasi sebelum penulisan resmi hasil penelitian dibuat. Tujuannya untuk menjaring masukan dari para pembaca sekaligus menjadi bahan dalam penulisan resmi hasil penelitian. Prosedur ini nampaknya sulit karena tahapan pengajuan artikel hasil penelitian diajukan sampai betul-betul dimuat cukup memakan waktu lama, dan penulisan resmi hasil penelitian bisanya menuntut segera diselesaikan, kecuali peneliti bersedia berlama-lama menunggu sampai dengan artikel yang ditulis dimuat dalam sebuat edisi terbitan. Kemungkinan selanjutnya; peneliti merampungkan tulisan resmi hasil penelitian, baru ia menulis hasil penelitian dalam bentuk artikel mengusulkannya untuk dimuat dalam jurnal dan edisi tertentu. Kemungkinan kedua ini terjadi paling lazim oleh karena, disamping menulis artikel hasil penelitian, penulis dituntut untuk segera merampungkan leporan hasil penelitian dalam bentuk tulis resmi. Sedangkan kemungkinan ketiga, dan secara ilmiah diperbolehkan adalah artikel hasil peneltian yang diusulkan untuk dimuat dalam edisi jurnal tertentu merupakan satu-satunya hasil penelitian yang ditulis oleh peneliti. Kemungkinan ketiga ini lazim dilakukan oleh peneliti yang mendanai sendiri kegiatan penelitiannya. Dan tampaknya untuk para guru, alternative ketiga ini lebih cocok untuk dikerjakan, oleh karena guru disamping mengajar, ia juga memiliki waktu yang sangat terbatas dan publikasi sebagai kuajiban yang tidak dapat ditinggalkan.
Isi dan Sistematika
Penulisan artikel hasil penelitian dilakukan dengan tanpa angka dan tanpa abjat maupun bab dan sub bab. Secara rinci, sistematika penulisan sebagai berikut:
JUDUL
Judul artikel hendaknya informative, singkat dan resmi, boleh tidak sama persis dengan judul penelitian namun masih dalam satu pengertian. Judul tidak kurang dari 5 kata dan tidak lebih dari 15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata-kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul diupayakan menarik dan mencakup, sehingga pilihlah kata kunci yang tepat dan bernuansa ilmia.
NAMA PENULIS
Nama penulis dituangkan di bawah judul artikel dengan tanpa menulis atau mencantumkan nama gelar akademik, gelar bangsawan, jabatan dan status lain sebgaai pertanda identitas kedudkan penulis. Di bawah penulis, dicantumkan alamat yang dapat dihubungi (tanpa jabatan), dicantumkan juga nomor telepon,hp maupun e-mail kalau ada. Alamat ditulis selengkap mungkin, dan jika yang dicantumkan adalah nama lembaga tempat penulis bekerja, maka alamat lengkap juga dicantumkan.
SPONSOR
Sponsor (kalau penelitian dibiayai oleh pihak tertentu) dicantumkan sebagai catatan kaki dan dicamtukan dibawah halaman judul.
ABSTRAK DAN KATA-KATA KUNCI
Abstrak dan kata kunci adalah bagian penting, karena abstrak dan kata-kata kunci dapat member arahan kepada calon pembaca yang sedang menelusuri artikel hasil penelitian dalam masalah tertentu untuk tidak harus membaca keseluruhan teks artikel sebelum ia yakin bahwa penelitian tersebut memang kajian yang sedang dicari. Abstrak terdiri dari satu alinea, dan memuat ide-ide yang paling penting. Masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (secara singkat) dan ringkasan hasil penelitian (sekaligus sebagai bagian yang sangat ditekankan). Hipotesis, pembahasan dan saran tidak perlu dicantumkan. Panjang abstrak lazimnya tidak kurang dari 50 kata dan sebaiknya tidak lebih dari 150 kata. Abstrak ditulis dalam spasi tunggal, dan diformat lebih sempit (baik margin kiri dan margin kanan) sekitar lima karakter.
PENDAHULUAN
Kata “PENDAHULUAN” tidak perlu dicantumkan, ditulis langsung setelah abstrak dan baris pertama diketik tidak masuk seperti lazimnya baris pertama alinea baru. Penekanan dalam pendahuluan ini terletak pada latar Belakang Masalah (baik latar teoritik maupun latar empiric dan peristiwa) serta rasional mengapa penelitian harus dilaksanakan, dan masalah serta wawasan pemecahan masalah secara ilmiah serta tujuan penelitian. Selanjutnya, dalam bagian ini penulis melakukan kajian pestaka secara mendalam (deduktif) tanpa ber”tele-tele” serta menukik pada kebenaran pemecahan masalah maupun penjelasan hubungan antar variabel yang diteliti. Pada intinya, dalam bagian ini penulis menggiring pembaca untuk menyadari benar akan pentingnya penelitian dan mengerti serta mengakui bahwa pemecahan masalah maupun paradigm yang ditawarkan oleh peneliti adalah benar. Penulis harus menyadari (berbeda dengan bentuk bacaan ringan seperti koran dan majalah) bahwa pembaca jurnal adalah kalangan khusus diantara ilmuwan, intelektual, praktisi untuk dan sedikit banyak mengerti tentang kajian ilmiah. Penulis dituntut menuangkan tulisan secara sistematis dan tidak menggunakan bahasa “lelucon” atau “humor”. Diperkiran bagian ini dituangkan dalam 2-3 halaman ukuran A4, dan diketik 1,5 spasi.
METODE (Penelitian)
Pada bagian ini, peneliti mencantumkan prosedur sistematis penelitian, termasuk teknik pengambilan sampel, teknik pengukuran, dan teknik analisis data. Uraian ditulis beberapa paragraf dan tanpa subbagian. Penelitian yang menggunakan alat dan bahan tertentu, maka perlu ditulis spesifikasi alat dan bahan tersebut. Dengan spesifikasi alat, penulis meyakinkan kepada penulis tentang kecanggihan alat, sedang dengan spesifikasi bahan, penulis meyakinkan bahwa penelitiannya berbeda dengan penelitian orang lain yang memiliki variabel mungkin sama. Sedang khusus artikel yang memat hasil penelitian kualitatif, peneliti disarankan merinci mengenai kehadirannya, subyek penelitian dan informan serta teknik memperoleh data penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian. Peneliti juga harus meyakinkan bagaimana ia menvalidasi data kualitatifnya.
HASIL (penelitian)
Bagian ini merupakan bagian utama artikel hasil penelitian. Dalam bagian ini peneliti dituntut untuk memberi penjelasan yang sangat detail dan lengkap. Terpotongkan bagian tertentu dari hasil penelitian menyebabkan salah penafsiran terhadap hasil tersebut. Oleh karenanya, peneliti boleh menuangkan tulisannya dengan cukup panjang, boleh dibilang bahwa bagian ini merupakan bagian paling panjang diantara bagian artikel lainnya. Perlu diperhatikan, bahwa dalam bagian ini, penulis tidak perlu mencantumkan proses analisis data statistic, cukup hasilnya saja yang dapat dituangkan dalam bentuk paagraf, table maupun grafis. Pada pokoknya, peneliti mencantumkan hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Data hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk table maupun grafis harus diberikan padan ya makna serta uraian yang menggambarkan arti dari table maupun grafik tersebut.
Pemilahan dengan melalui subbagian diperolehkan jika dipandang hasil penelitian terlalu panjang, serta disajikan secara terpisah sesuai dengan masalah penelitian. Khusus mengenai penulisan hasil penelitian kualitatif, bagian ini bermuatan suptopik-subtopik sesuai dengan fokus penelitiannya.
PEMBAHASAN
Bagian ini adalah bagian dimana peneliti menuangkan gagasan, pikiran serta pemahaman terhadap hasil penelitian berdasarkan berspektif dirinya, perspektif teori dari ahli yang diambil maupun pandangan yang berbeda dari kajian ahli yang berbeda. Peneliti harus mampu mengkaji mengapa itu terjadi, implikasi-imlikasi ilmiah maupun empiric maupun ilmplikasi praktis jika penelitian tersebut berhubungan dengan materi paraktis. Peneliti juga menjawab masalah penelitian, member penjelasan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, atau bagaimana paradigma yang diajukan dan diuji dapat sesuai, serta menafsirkan temuan yang ada. Peneliti juga mengelaburasi, dan mengintegrasi hasil temuannya dengan hasil penelitian orang lain maupun teori besar yang sudah mapan. Bahkan peneliti dapat memodifikasi teori yang ada ataupun memodifikasi teori yang ada berdasarkan hasil penelitian yang dicapai.
Panafsiran terhadap hasil temuan dilakukan dengan logika, dan teori-teori yang ada. Kemudian hasil temuan penelitian diintegrasikan dengan kedalam lingkup pengetahuan yang ada, hasil temuan penelitian yang lain serta mengelaborasikan dapat sebuah kajian yang logis, sistematis dan mudah dipahami. Kerangka kajian ini sangat diperlukan agar penelitian yang dilakukan tidak seperti koleksi data di lapangan lantas dilaporkan atau dipublikasikan.




KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam menulis kesimpulan, hendaknya peneliti benar-benar menukik pada permasalahan dan fakta-fakta yang didapatkan. Kesimpulan sebaiknya disajikan dalam bentuk poin-poin dari hasil penelitian dan pembahasan. Banyak peneliti yang menulis kesimpulan berbeda dengan hasil, namun lebih pada kajian yang dikehendaki. Peneliti tidak perlu risau kalau memang (misalnya) hipotesis tidak teruji. Penelitian tetap berhasil, hanya mengapa hal itu terjadi, peneliti harus mampu member penjelasan yang tuntas.
Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang ditarik, dan bukan berupada saran bagaimana sebaiknya. Banyak peneliti yang member saran sangat umum mengenai tindakan yang normative yang tidak mungkin salah, serta sama sekali tidak menyentuh hasil penelitian yang ada. Bahkan dalam saran ini, peneliti boleh merinci sampai pada tingkat teknik yang berdasar, dan tidak sekedar saran umum yang diambil dari simpulan yag ada.
DAFTAR RUJUKAN
Daftar rujukan ditulis berurutan berdaar alphabet, dan menulis nama harus benar. Orang-orang barat biasanya ditulis dengan nama belakang diletakkan di depan bagi penulis tunggal atau penulis pertama untuk rujukan yang ditulis oleh orang secara berkelompok. Untuk anggota kelompok, tulisan nama disajikan apa adanya.
(2) Atikel Non Penelitian
Artikel non penelitian adalah tulisan ilmiah yang berupa kajian mendalam tentang teori, gagasan inovetif atau analisis meta dan bukan hasil penelitian. Artikel kategori ini memuat tori, tulisan mengenai suatu teori, konsep, atau prinsip yang dibahas dengan tujuan spesifik memecahkan masalah secara khusus dan mendalam. Di samping itu, artikel dapat berisi pengembangan sebuah model (missal: pembelajaran), rangkuman sejumlah artikel yang memiliki fokus sma atau serumpun dan bisa berupa referensi buku baru. Karena banyaknya jenis artikel ini, penyajiannya juga berbeda-beda.


Isi dan Sitematika
Sistematika tulisan artikel nonpenelitian sedikit berbeda denan artikel penelitian. Unsur pokok dalam artikel ini meliputi: (1) judul artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6) penutup dan (7) daftar rujukan.

JUDUL
Susunan judul dan jumlah kata tidak berbeda dengan judul artikel hasil penelitian. Judul berisi label dari materi, fokus dan permasalahan yang dikaji. Judul artikel non penelitian harus dapat mewakili seluruh yang diuraikan dalam bagian inti artikel.
NAMA PENULIS
Teknis penulisan nama dalam artikel non penelitian sama dengan penulisan nama dalam artikel penelitian, yakni nama (tanpa gelar akademik) diikuti alamat yang dapat dihubungi (nomor telepon dan alamat email dapat dicantumkan juga) di bawah nama. Penyebutan nama lembaga tempat bekerja (dapat dilakukan tanpa menyebut jabatan) dan dilengkapi alamat lengkap nama jalan dan nomor bangunan.
ABSTRAK DAN KATA KUNCI
Seperti juga halnya abstrak dan kata kunci dalam artikel penelitian, abstrak dan kata kunci dalam artikel non penelitian adalah bagian penting, karena abstrak dan kata-kata kunci dapat memberi arahan kepada calon pembaca yang sedang menelusuri artikel dalam masalah tertentu untuk tidak harus membaca keseluruhan teks artikel sebelum ia yakin bahwa artikel tersebut memang kajian yang sedang dicari. Abstrak terdiri dari satu alinea, dan memuat ide-ide yang paling penting.
PENDAHULUAN
Isi tulisan dalam bagian pendahuluan berupa uraian dan abstraksi mengenai kesenjangan di didapati dalam tempat kerja, masyarakat maupun sumber-seumber lain. Dalam pendahuluan penulis tetap harus mengkaji permasalahan dan kejanggalan yang didapatkan bahkan penulis harus menguraikan mengapa gagasan itu muncul dan perlu dirumuskan. Alasan-alasan dapat hasil kajian dedukti, renungan logis maupun alasan teoritik.
BAGIAN INTI
Pada bagian ini ini, penulis memaparkan seluruh gagasan analisis teoritik, karya enovatif maupun hasil karya pengembangan produk tertentu. Karena penulis tidak melakukan penelitian, maka dalam bagian ini penulis harus mampu menguraikan argumentasi teoritik, produk (spesifikasi dan kelebihan) serta pemaparan logis mengenai prediksi-prediksi. Misalnya guru mengkaji tentang “strategi penumbuh-kembangan” minat baca bagi anak usia dini, maka di dalam kajiannya guru menganalisis secara psikologis tahap-tahap perkembangan anak pada usia pra-sekolah yang mengandung sifat-sifat anak usia 3 tahun, prediksi-prediksi ilmiah yang didasarkan atas kajian teori dan penelitian orang lain serta teknik-teknik logis dan tahapan sistematis bagaimana penumbuh-kembangan minat baca anak. Tidak kalah pentingnya adalah argumentasi logis bagaimana penulis berkeyakinan bahwa langkah-langkah yang dituangkan adalah efektif, serta strategi yang ditawarkan adalah logis. Kajian spesifik akan berbeda jika dibandingkan guru yang mengembangkan strategi “penumbuh-kembangan” minat baca anak usia sekolah dasar kelas rendah maupun sekolah menengah.
Hasil-hasil penelitian orang lain akan memperkuat argumentasi penulis untuk mengkaji ke”mengapaan” dan prediksi-prediksi yang ditargetkan. Di samping hasil pengembangan, dalam bagian ini penulis dapat memaparkan argumentasi ilmiah yang luas dan mendalam mengenai sejumlah hasil penelitian orang lain. Argumentasi penulis boleh me”breack-down” atau menguraikan hasil penelitian orang lain tersebut menjadi sebuah tindakan implementatif yang sistematis dan praktis, boleh berupa kajian atau argumentasi penguatan maupun argumentasi tandingan yang didasarkan pada pendapat orang lain. Di samping mengkaji sejumlah hasil penelitian orang lain, dalam bagian ini penulis juga dapat mengkaji buku yang ditulis oleh orang lain. Buku karya tersebut dijelaskan secara implementatif, dirinci secara praktis maupun dilakukan pembandingan dengan buku-buku karangan penulis sendiri. Pendek kata, penurunan (baik hasil penelitian maupun buku yang ditulis orang lain), dalam bagian ini penulis melakukan kajian yang memperjelas, menurunkan menjadi teknik yang mudah diterapkan, maupun mengutarakan kajian yang bersifat pembandingan.
Tim penulis Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Malang menjelaskan langkah yang ditempuh oleh penulis dalam memaparkan argumentasinya dalam bagian ini yaitu: (1) meng-identifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan, (2) menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi, dan (5) mendeskrip-sikan isi dengan mengikuti urutan yang telah ditetapkan.
Mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan mengadung pengertian bahwa kajian yang dituangkan apakah berupa konsep, prosedur ataupun langkah teknis- metodis. Masing-masing tipe memiliki keunikan tersendiri dalam pemaparannya oleh karena itu penulis harus konsisten dalam menulis kajian dan analisisnya. Konsep bersifat abstrak yang didasarkan pada kaidah teori dan paradigma yang diajukan dan biasanya kurang mengandung contoh-contoh tindakan kongkrit. Prosedur biasanya berupa urutan sistematis langkah-langkah teknik-metodik dan dapat disertakan contoh pelaksanaannya. Isi tulisan bersifat pemaparan kajian matang dan tidak terlalu argumentatif. Prinsip lebih bersifdat kaidah-kaidah teoritik yang padanya didasarkan beberapa prosedur teknis yang dituangkan. Seperti halnya konsep, prinsip dituangkan dalam bahasa yang tegas tapi masih abstrak dan argumentatif. Sedangkan kajian yang berupa langkah-langkah teknis-metodis biasanya dituangkan dalam bahasa yang mudah dimengerti dan praktis. Misalnya guru menguraikan tentang teknik dan metode dalam “memberikan balikan terhadap hasil pekerjaan tugas kelompok.” yang diberikan oleh guru Sekolah Dasar kepada muridnya. Memberikan balikan terhadap hasil pekerjaan tugas kelompok sepertinya tindakan yang mudah. Namun jika dikaji lebih mendalam, balikan itu apakah efektif meningkatkan kompetensi siswa? Balikan itu apakah mendukung pencapaian tujuan pembelajaran? Dll.
Menetapkan struktur isi adalah langkah berikutnya setelah penulis memertegas tipe kajian yang ditulisnya. Struktur isi adalah urutan sistematis dari konsep-konsep dasar yang dituangkan maupun materi-materi logis yang dipaparkan. Struktur isi dibuat terlebih dahulu sebelum penulis menuangkan kajiannya secara panjang lebar agar keseluruhan tulisan dapat mencakup seluruh isi materi yang seharusnya termasuk serta meninggalkan materi yang memang seharusnya tidak masuk. Disamping itu, dengan penetapan struktur isi terlebih dahulu, penulis dapat menata tataurutan kajian secara logis dan mudah dimengerti maknanya oleh pembaca tanpa harus mengulang-ulang kegiatan membacanya.
Menata isi kedalam strukturnya artinya penulis menuangkan tulisan materi tertentu kedalam struktur isi yang sesuai, dan tidak “salah masuk kamar” sehingga dengan membaca topik-subtopik maupun judul-subjudul pembaca sudah menebak isi kandungan yang akan dibaca secara mendalam. Menata urutan isi artinya penulis menyusun isi mana yang harus didahulukan dan isi yang mana yang harus dituangkan kemudian. Sedangkan mendeskrip-sikan isi dengan mengikuti urutan yang telah ditetapkan merupakan kegiatan menulis itu sendiri. Dalam langkah ini penulis menuangkan panjang lebar tentang konsep, prosedur, prinsip maupun teknis-metodis sesuai dengan tipe mana yang telah dipilih oleh penulis. Di sinilah penulis menuangkan kajian, analisis dan argumentasi mengani ide yang ditawarkan.
PENUTUP
Dalam menulis kesimpulan, hendaknya penulis benar-benar menukik pada permasalahan dan kaidah-kaidah serta proposisi yang didapatkan. Kesimpulan sebaiknya disajikan dalam bentuk poin-poin dari hasil kajian dan pembahasan. Banyak penulis yang mencantumkan kesimpulan berbeda dengan kajian inti, namun lebih pada kajian yang dikehendaki. Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang ditarik, dan bukan berupada saran bagaimana sebaiknya. Banyak penulis yang memberi saran sangat umum mengenai tindakan yang normative yang tidak mungkin salah, serta sama sekali tidak menyentuh hasil kajian yang ada. Bahkan dalam saran ini, penulis boleh merinci sampai pada tingkat teknik yang berdasar, dan tidak sekedar saran umum yang diambil dari simpulan yag ada.
DAFTAR RUJUKAN
Daftar rujukan ditulis berurutan berdaar alphabet, dan menulis nama harus benar. Orang-orang barat biasanya ditulis dengan nama belakang diletakkan di depan bagi penulis tunggal atau penulis pertama untuk rujukan yang ditulis oleh orang secara berkelompok. Untuk anggota kelompok, tulisan nama disajikan apa adanya.

Tidak ada komentar: