Jumat, 30 September 2011

PENEMU MUDA DARI NUSA TENGGARA BARAT

Safira Dwi Tyas Putri
Penemu Muda dari Lombok Timur
“Masalah nggak ada habisnya dan selama itu aku masih akan berkarya”
Siapa yang nggak bete kalau sedang enak-enaknya ngobrol sama teman pakai handphone lalu tiba-tiba lowbat? Dan saat mau nge-charge malah mati lampu? Inilah yang dirasakan sama Safira Dwi Tyas Putri, cewek asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
“Listrik di daerah kami suka mati dan aku nyoba cari alternatif supaya kita nggak tergantung sama energi listrik yang ada. Yah seenggaknya untuk urusan ngecharge hape” cerita cewek yang biasa dipanggil Safira ini.
Dari masalah itulah akhirnya cewek yang baru lulus SMP 1 Aikmel ini menciptakan sebuah alat sederhana yang bisa jadi alternatif untuk mengisi daya batre handphone kita. Dibantu sang Ayah, Bapak Hasto Tyas Suryono yang adalah seorang guru ini akhirnya Safira menciptakan Sepatu Sumber Energi Listrik
“Semua orang normal pasti bisa berjalan kaki, kenapa nggak pakai energi yang dihasilkan dari berjalan? Terus setiap orang yang bisa jalan kaki pasti punya sepatu soalnya ini benda yang umum banget. Nah dari sanalah aku berawal” Ungkap Safira tentang penemuannya yang tenyata hanya menghabiskan biaya sekitar Rp. 20.000.

Siapa sangka berawal dari niat memecahkan masalah yang ada penemuan ini justru membawa Safira ke ajang penemu muda tingkat dunia. Dimulai dari informasi penyelenggaraan ajang penemu muda tingkat nasional yang di temukan oleh sang ayah saat browsing internet akhirnya Safira mengikuti ajang tersebut dengan membawa alatnya. Menjadi juara favorit membuat Safira melenggang ke Asian Young Inventions of Energy Exhibition (AYEE 2010) di Taiwan tahun 2010 yang lalu.
Sebelum terbang ke Kampus Southern Taiwan University (STUT) Tainan, Taiwan. Safira dan beberapa duta dari Indonesia menjalani beberapa pelatihan dari LIPI khususnya untuk mengasah teknik presentasi dari berbagai penemuan mereka yang ciamik. Disana penemuan Safira dipamerkan dan “diadu” dengan penemuan peserta lain dari berbagai negara dan berbagai jenjang.
“Sempat minder juga pas nyampe sana, apalagi waktu ngeliat peserta lain yang alatnya lebih sederhana tapi fungsinya maksimal” Cerita peraih Medali Emas di ajang tersebut tentang pengalamannya disana.
Hobi utak-atik yang dilakoni penggemar Gita Gutawa ini ternyata sudah muncul sejak duduk di bangku sekolah dasar loh! Saat kelas 5 SD safita sudah mulai menciptakan prorotype generator tenaga angin ciptaannya. Nggak cuma itu, Safira pun pernah membuat miniatur roket yang mengispirasinya menjadi seorang astronot.
Medali emas yang dibawa Safira ini ternyata bukan penghargaan pertama yang diraihnya. Beberapa saat sebelum terbang ke Taiwan, Safira baru saja menjadi Juara favorit lomba membuat replika wahana bermain yang diselenggarakan oleh sebuah taman bermain di Jakarta.
“Masalah nggak ada habisnya dan selama itu aku masih akan berkarya. Untuk saat ini aku mau menyempurnakan dulu alat ini supaya ukurannya lebih kecil tapi nggak ngurangin tenagaanya. Siapa tau nanti bisa diselipin di bawah sol sepatu jadi lebih praktis” Cerita cewek yang Lahir di Aikmel, Lombok Timur 21 Juni 1996 tentang rencana kedepannya.
Sadar dengan masa remaja yang sedang dijalaninya, Safira yang baru akan menginjak masa SMA di Sampoerna Academy Campus Bogor ini merasa kalau kegiatan yang sedang dijalaninya adalah emas yang harus di isi dengan hal-hal yang berguna.
“Remaja itu masa produktif sayang banget kalau nggak dimanfaatin dengan maksimal. Kita harus bisa memanfaatkan semua yang udah ada. Niat dan rasa ingin tahu yang besar serta keinginan untuk memecahkan masalah jadi salah satu modal anak muda untuk maju”
Sebagai salah satu anak muda Indonesia yang berprestasi, cewek yang juga suka baca komik detektif ini menyayangkan aksi beberapa anak muda yang terjebak kegiatan terorisme. Terlebih lagi saat membaca berita kalau ternyata mereka punya keahlian “utak-utik” yang sama sepertinya.
“Teroris itu orang-orang yang meresahkan dan mengancam semua yang ada. Sayang banget kalau ada anak-anak muda bertalenta yang sampai terjerumus. Kalau ternyata ada teman kita yang sudah tertarik ke dunia kaya gitu, tugas kita buat ngingetin dia kalau dia udah ngelakuin hal yang salah sama kemampuan yang dia punya” Tutur Safira dengan argument singkatnya. yang bisa dihubungi lewat safiraputri.dwi@gmail.com
Sumber: Ucha


Foto: Ucha